Sosialisasi Digitalisasi Posyandu! KKN Kelompok 1 Karsamenak Kawalu Tampilkan Seni Teater ASI

Berita Tasikmalaya, tasik.id – Unik dalam KKN di Wilayah Kelurahan Kersamenak, Kecamatan Kawalu. Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas) menggelar kegiatan Seni Teater ASI dan Digitalisasi Posyandu (Senandung), Sabtu (9/8/2025).
Kegiatan yang dilaksanakan di aula kelurahan ini menampilkan teater bertajuk Sagala ASI atau Sasar Gizi Ibu, Lahir Anak Sehat dengan ASI.
Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kerja Sama Umtas, Lilis Lismayanti MKep, menyatakan bahwa kolaborasi seni dan teknologi yang diusung mahasiswanya sejalan dengan visi Umtas untuk unggul di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Pihaknya senantiasa mendorong integrasi berbagai disiplin ilmu di lingkungan kampus.
“Seni itu kan bukan sekadar teater, seni itu sebetulnya sains. Di semua tatanan kita mengintegrasikan. Maka dari itu melalui KKN ini diharapkan kita mengintegrasikan prodi-prodi yang ada di kampus ini. Jadi kami punya prodi kesehatan, pendidikan, dan teknologi, nah kita kombinasikan di sana,” jelasnya.
Ia menambahkan, penampilan teater para mahasiswa merupakan bentuk implementasi nyata dari ilmu yang mereka pelajari.
Melalui kegiatan KKN ini, Umtas berharap dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, termasuk meningkatkan literasi kesehatan melalui digitalisasi data.
“Android itu kan sudah menjadi candu, hampir tidak ada orang yang tidak menggunakan gadget, maka dari itu bagaimana caranya supaya posyandu itu menjadi sesuatu yang menarik buat kader,” ujarnya.
Dengan adanya inovasi tersebut, Lilis berharap KKN tidak hanya berdampak saat kegiatan berlangsung, tetapi juga setelahnya, melalui pemanfaatan produk yang diciptakan mahasiswa. Ia menuturkan, aplikasi Simadu dikembangkan oleh salah satu dosen Umtas dan diajarkan kepada mahasiswa.
“Ini betul-betul produknya Umtas dan nanti servernya juga Umtas yang punya. Jadi masyarakat yang berada di Kota Tasik, bukan hanya Kawalu kita fasilitasi,” katanya.
Lilis menambahkan, aplikasi ini pada tahap awal pernah diuji coba di Kahuripan, Kecamatan Tawang, namun belum berkesinambungan. Saat ini, aplikasinya telah diperbarui dan akan dicoba kembali di Kersamenak.
“Fiturnya hanya sistem informasi, tapi di situ ada media edukasi,” katanya.
Edukasi Ibu dan anak Pencegahan Stunting
Sementara itu, Ketua KKN Kelompok 1 Kelurahan Sukamenak, Muhammad Iqbal Fajar Setiawan, mengatakan melalui pementasan tersebut, para mahasiswa mengedukasi masyarakat mengenai upaya pencegahan stunting sejak masa kehamilan, di antaranya dengan memberikan makanan bergizi untuk ibu hamil, lalu setelah melahirkan memberikan ASI eksklusif agar anak lahir sehat dan terhindar dari risiko stunting.
Selain pementasan teater, para mahasiswa juga menggelar workshop Digitalisasi Posyandu atau Pencatatan Digital untuk Cegah Stunting. Pada kesempatan ini, mereka meluncurkan aplikasi Simadu atau Sistem Informasi Posyandu.
Muhammad Iqbal Fajar Setiawan, menjelaskan bahwa penggabungan seni dan teknologi dalam edukasi kesehatan merupakan hal baru. Menurutnya, format teater dipilih berdasarkan riset yang dilakukan selama KKN.
“Sebenarnya masyarakat itu sudah bosan dengan ceramah tentang penanganan stunting. Kita riset apa yang disukai oleh masyarakat, ternyata mereka suka yang ada drama-dramanya,” ujar Iqbal.
Pementasan tersebut disambut antusias oleh warga. Sorak-sorai terdengar saat mahasiswa menampilkan adegan demi adegan.
Iqbal menuturkan, ide cerita teater diambil dari hasil pengamatan mereka terhadap masyarakat setempat yang dinilai masih kurang dalam memberikan ASI eksklusif.
“Anak 0–2 tahun itu wajib diberikan ASI eksklusif karena itu masanya golden age sampai 1000 hari pertama. Dengan ini kami ingin menyadarkan para ibu lewat edukasi yang berbentuk teater,” jelasnya.
Ia menambahkan, berdasarkan data yang ia peroleh menunjukkan bahwa masih banyak anak di Kelurahan Kersamenak yang menderita gizi kronis.
Kondisi ini, kata Iqbal, dipicu oleh pola makan dan pola asuh yang kurang memperhatikan peran ayah dalam pengasuhan anak.
“Jadi balik lagi ke pola makan sama pola asuh ayahnya mungkin di mana masih banyak yang kurang berperan dalam pengasuhan anak,” tuturnya.
Terkait aplikasi Simadu, Iqbal menjelaskan bahwa inovasi tersebut memudahkan kader posyandu mencatat data kesehatan warga di mana selama ini pencatatan masih dilakukan secara manual.
“Jadi untuk ke Dinas KB itu bisa difasilitasi dulu di situ baru nanti dibuatkan format yang hasilnya bisa diprint dan discan.” Tandasnya.(***)