“Kita bukan memecut, tapi memotivasi guru supaya memahami esensi pembelajaran mendalam. Dalam budaya Sunda ada nilai nyaah — kasih sayang dan kepedulian — itu juga bagian dari pembelajaran mendalam,” ujarnya.
Program pelatihan ini telah berlangsung sejak Agustus dan kini memasuki tahap akhir. Sebanyak 40 guru inti dari Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut mengikuti kegiatan tersebut. Mereka diharapkan menjadi penggerak utama penerapan pembelajaran mendalam di sekolah masing-masing.
“Pesertanya terbatas karena ini tahap awal. Kita harap mereka jadi guru inti yang nanti bisa menularkan konsep ini ke rekan-rekannya di daerah,” kata Ferdiansyah.
Tantangan Implementasi
Ferdiansyah tidak menampik adanya tantangan dalam penerapan konsep ini, terutama dalam memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada guru.
“Kalau belum dipahami dengan utuh, pasti sulit dilaksanakan. Tapi mudah-mudahan guru-guru yang ikut pelatihan ini bisa jadi pionir di wilayahnya,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa meski digitalisasi dan teknologi kini menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan, nilai kemanusiaan tetap harus diutamakan.
“Teknologi dan AI itu tidak punya perasaan. Yang punya rasa adalah manusia. Jadi digitalisasi penting, tapi jangan sampai menghilangkan nilai kemanusiaan dalam pendidikan,” tegas Ferdiansyah.(iqbal)
Comment