Kepemimpinan Muda Kab Tasikmalaya Solusi Permasalahan Bangsa dan Negara

0

Berita Tasikmalaya, tasik.id- Serikat Mahasiswa Muslim Kabupaten Tasikmalaya (SEMMI) menggelar Seminar Kebangsaan mengusung kepemimpinan muda Kabupaten Tasikmalaya sebagai solusi permasalahan bangsa dan negara yang diselenggarakan di Gedung MUI Kab Tasikmalaya, kamis (27/6/2024).

Dalam Kesempatan itu Ketua SEMMI Kab Tasikmalaya Sonjaya Abdurohman menyampaikan beberapa permasalahan penting yang saat ini kita hadapi di berbagai aspek kehidupan, baik dalam hal ideologi, sosial politik, ekonomi, birokrasi, maupun kehidupan desa.

Permasalahan ideologi, baik ideologi keagamaan maupun kenegaraan, kini sering kali hanya digunakan sebagai jargon demi kepentingan tertentu.

“Esensi dan penerapan ideologi telah banyak yang hilang, baik di kalangan masyarakat maupun pemerintah. Ini mengakibatkan hilangnya pegangan dan panduan prinsipil dalam berbangsa dan bernegara.” Kata Sonjaya.

Dan yang lebih parah lagi ideologi sering kali di jadikan alasan untuk pertengkaran, perpecahan dan kehancuran bangsa dan negara ini sehingga sering terjadi perang saudara baik sesama Muslim , pemuda, dan ini perlu kita jawab agar kondisi tersebut dapat terselesaikan.

Kemudian, permasalahan sosial politik Praktek politik yang korup telah merusak integritas dan efektivitas pemerintahan. Posisi perwakilan rakyat sering kali diperjualbelikan, sehingga yang terpilih bukan berdasarkan kapabilitas politik, melainkan karena kemampuan finansial.

“Hal ini mengakibatkan lahirnya dewan yang tidak kapabel, yang hanya menjadi alat bagi birokrasi yang semakin angkuh. Reformasi dalam sistem pemilihan dan peningkatan kualitas kepemimpinan menjadi sangat penting untuk dilakukan” lanjutnya.

Kendati demikian, permasalahan sosial Ekonomi, Ekonomi hari ini masih belum merata dan sering kali terhambat oleh kebijakan yang terlalu terpusat.

“Bantuan sosial dari pemerintah pusat, meskipun bermanfaat, sering kali membunuh sektor ekonomi lokal. Masyarakat menjadi terlalu bergantung pada bantuan tanpa memiliki kesempatan untuk mandiri. ” Terangnya.

Jadi singkatnya dampak negatif dari bansos masyarakat jadi kondsumtif yang kemudian akan menjadi seperti peribahasa tikus mati di lumbung padi, kemudian gara gara bansos, yang pengadaan nya di monopoli menyebabkan, pelaku ekonomi mikro menjadi bangkrut dan putus asa.

Serta Nilai gotong royong dan saling tolong-menolong dalam masyarakat kita semakin memudar.

Masyarakat merasa nyaman dengan ketergantungan pada bantuan pemerintah, yang mengakibatkan hilangnya inisiatif dan kemandirian. Kerusakan moral, spiritual, dan mental menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi. Kita perlu menghidupkan kembali nilai-nilai kebersamaan dan kemandirian dalam masyarakat kita.” Bebernya.

Selanjutnya, permasalahan birokrasi yang ada saat ini sering kali kebingungan dalam melayani masyarakat karena kurangnya pelatihan dan pengembangan kapasitas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *