Kata Perpusnas Masyarakat Kampung Kalista Miliki Semangat Gotong Royong Bangun Budaya Baca

Berita Tasikmalaya tasik.id – Kampung Literasi Sadar Tertib dan Arsip (Kalista) yang berada di Perum Kota Baru Kec. Cibeureum menjadi perhatian Perpustakan Nasional, kamis (12/6/2025).
Kepala Perpustakaan Nasional RI, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D., mengaku sangat terkesan dengan budaya yang dikembangkan oleh warga disini secara gotong royong. Atas inisiatif sendiri membangun budaya baca sejak dini dikembangkan bersama dengan masyarakat.
” Disetiap RT ada pojok baca, ini adalah sebuah praktik yang sangat baik yang bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya sehingga literasi. Bukan hanya ada pada tataran konsep tapi langsung ada pada tataran praktik.” Kata E. Aminudin kepada awak media.
Praktik-praktik baik,lanjut E. Aminudin, seperti ini harus menjadi penggugah untuk masyarakat yang lain. Ternyata kita semua bisa, dan kita semua menyadari bahwa pembangunan manusia itu bisa dimulai dari pembangunan tentang literasi.
“Karena apapun yang kita usahakan untuk membangun bangsa ini tanpa kesadaran berliterasi tinggi itu mustahil akan berhasil dengan baik, itu adalah substansi dari pembangunan manusia.” Bebernya.
Perpusnas punya tanggung jawab untuk membangun budaya baca dan kecapakan literasi. Intervensi yang dilakukan adalah menyediakan bahan bacaan yang bermutu baik untuk tingkat PAUD, SD, maupun untuk orang-orang dewasa, maksudnya ilmu pengetahuan untuk orang dewasa.
“Ini kami sebarkan ke masing-masing wilayah. ada yang di desa, kelurahan, taman baca masyarakat, dan juga di rumah ibadah. Satu lokus kita beri 1.000 buku, dan ini inisiatif yang kita mulai sejak tahun 2024. tahun ini sudah masuk tahun ke dua, sekurang-kurangnya sudah ada 20.000 lokus.” Bebernya.
Dulu sering dikatakan, lanjutnya, bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang rendah. Lalu pihaknya melakukan survey. Ternyata yang rendah itu bukan minat baca, tapi ketersediaan buku bacaan yang sesuai dengan minat calon pembaca.
“Kalau misalnya buku yang tersedia itu sangat menarik, orang-orang akan membaca. makanya kita melakukan intervensi itu kepada anak-anak. Berikan kepada mereka buku yang betul-betul menarik minat mereka, sekarang mereka sangat memanfaatkan buku-buku itu.” Jelasnya.
Tadi saja, saat ngobrol dengan anak-anak SD, ternyata mereka sudah 3-5 kali membaca buku ini, alasannya karena seru. Berarti minat bacanya tinggi.
“Ketika kita sediakan buku bermutu yang sesuai dengan minat bacanya. Insya Allah tingkat literasi akan naik dan budaya baca akan terbangun.” Jelasnya.
Lalu, di beberapa tempat ada yang seperti ini, tapi tidak sedahsyat disini yang ada di setiap pojok baca.
“Kita ingin ini bisa menjadi model untuk pengembangan literasi yang lain. tapi seperti yang saya sampaikan disini perlu ditingkatkan dengan variasi kegiatannya, karena daya tarik itu dari banyaknya kegiatan yang akan memenuhi hasrat orang. minat setiap orang berbeda, ketika terjadi diferensiasi program itu akan menjadi semakin menarik.” Jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan menyampaikan pentingnya sinergi antara pemerintah, keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam menumbuhkan budaya literasi sejak dini.
Ia juga mengapresiasi atas dukungan Perpusnas RI berupa Dana Alokasi Khusus Non-Fisik sebesar Rp750 juta dan mendukung hadirnya Kampung Literasi (Kalista) sebagai bentuk gotong royong masyarakat tanpa dana APBD.
Namun, ia juga mengungkapkan bahwa gedung layanan perpustakaan daerah Kota Tasikmalaya masih belum memenuhi standar nasional, dan berharap dukungan pembangunan gedung baru yang lebih representatif.
“Pemerintah Kota Tasikmalaya terus bekerja sama dengan TP PKK dalam memperkuat literasi keluarga. Melalui gerakan ramah anak seperti ‘Mari Membaca’, anak-anak bisa mencintai buku dengan cara yang menyenangkan. Literasi adalah jalan membangun peradaban. Dari satu buku, bisa lahir ribuan perubahan.” Ujar Wali Kota Tasikmalaya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Kota Tasikmalaya dalam mencetak generasi yang berpengetahuan, berakhlak, dan siap bersaing secara global melalui budaya literasi yang inklusif dan berkelanjutan.
Ditempat yang sama, alasan kalista bisa berkembang, pertama menghimbau kepada warga masyarakat program-program kalista ini supaya ditingkatkan dan memberdayakan untuk masyarakat.
“disana ada bidang pertanian, bidang baca, bidang sains, dan bidang-bidang lainnya itu sudah dibagi habis. Manakala ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya sosialisasi dengan masyarakat kita diundang. Atau ada yang sifatnya mendadak boleh melalui whatsapp.” Kata Ketua R H Suryaman kepada awak media.
Pihaknya mendapatkan buku dari banyak pihak, dari BI, BJB, CSR, dan sekolah-sekolah. Ada sekitar 1.000 buku dari sekolah-sekolah, ada di setiap pojok baca.
“Setiap ada program dan bantuan dari pemerintah kota khususnya kalau ada kegiatan, diisikan dan disebar ke beberapa pojok baca.” Kata Suryaman.
Di setiap pojok baca kadang ada yang kurang bukunya, karena ada yang pinjem dan dibawa ke rumah untuk mengajar anak-anaknya.
“Awalnya ajakan dan program pemerintah, jadi sejauh ini kami tidak ada kendala dalam pelaksanaan pojok baca ini.” Tandasnya.
Acara ini dihadiri langsung oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D., Wali dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ketua TP PKK Kota Tasikmalaya, Ketua Bidang 1 TP PKK Kota Tasikmalaya, serta tamu undangan lainnya. (Iqbal)