Pengamat Politik: Wali Kota Harus Bermurah Hati, Melangkah, dan Melakukan ‘Sesuatu’ yang Berbeda untuk Tasikmalaya

Berita Tasikmalaya, tasik.id – Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, harus berbagi peran dan solid selama 5 tahun ke depan.
Hal ini disampaikan oleh pengamat sosial politik, Asep M. Tamam, kepada awak media di Teras Bale Kota Tasikmalaya, Kamis siang (12/6/2025).
Asep menyarankan agar Wali Kota Tasikmalaya bisa bermurah hati memberikan peran yang lebih kepada Wakil Wali Kota Tasikmalaya, terutama karena beliau berpengalaman di pemerintahan.
“Saya yakin Pak Wakil ( Diky Chandra-red) tidak akan melakukan hal yang sama seperti di Kabupaten Garut. Jadi, harus saling mengisi dan saling mengingatkan,” kata Asep.
Menurut Asep, 100 hari kerja belum cukup untuk menilai kinerja Wali Kota. Namun tidak menjadi dosa besar yang harus dikapitalisasi menjadi tuntutan untuk digulingkan.
“Biarkan Wali Kota Tasikmalaya ini melangkah dan belajar banyak. Sehingga, tidak lama lagi Pak Wali (Viman-red) dapat merubah dirinya menjadi sesuatu yang inklusif, mudah didatangi, dihubungi, dan tidak antikritik,” jelas Asep.
Asep meyakini bahwa Wali Kota Tasikmalaya juga berkalkulasi tentang ‘siapa’ di balik ‘apa’.
Ia pun beranggapan bahwa semua yang ada di Kota Tasikmalaya ada dalam catatan Wali Kota Tasikmalaya. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pembangunan di Kota Tasikmalaya. Wali Kota harus melanjutkan tradisi-tradisi lama yang positif dari para pemimpin sebelumnya dan melakukan gebrakan yang belum dilakukan oleh pemimpin sebelumnya.
Jangan Sampai Muncul Berita Negatif
“Konsepnya bukan hanya menutupi kebutuhan, tapi harus mempunyai pemikiran yang out of the box. Misalnya tentang sampah, Wali Kota Tasikmalaya tidak hanya menangani sampah atau mencari solusi penanganan sampah. Tapi harus mempunyai pemikiran yang inovatif sehingga bisa menjadi rujukan nasional,” tegas Asep.
Asep juga berharap bahwa Wali Kota Tasikmalaya dapat menjadi sumber berita yang inspiratif. Dan tidak hanya memikirkan solusi, tapi berpikir memiliki nilai-nilai berbeda.
“Jangan sampai berita yang muncul dari Kota Tasikmalaya. Yang kemudian dikonsumsi di tingkat provinsi dan nasional adalah berita negatif,” jelas Asep.
Asep mencontohkan Kang Dedi Mulyadi sebagai contoh kepala daerah yang mampu membawa perubahan berpikir masyarakat Jawa Barat dan Indonesia melalui inovasi dan kreasi yang ditawarkan.
“Terlepas dari hal-hal negatif dari Kang Dedi Mulyadi, nilai-nilai beda dan inovasi yang ditawarkan mampu membawa perubahan,” tandas Asep M. Tamam. (Iqbal)