“Alhamdulillah, Sekolah Rakyat sudah berjalan dengan jumlah peserta didik baru tahun ajaran 2025/2026 sebanyak 75 siswa, terdiri dari 25 siswa SD dan 50 siswa SMP. Mereka berasal dari 10 kecamatan di Kota Tasikmalaya,” ujarnya.
Program ini diharapkan menjadi jawaban atas kesenjangan pendidikan dan memperkuat pembangunan sumber daya manusia (human capital) di daerah.
Melalui pendidikan yang inklusif dan berkeadilan, Tasikmalaya berkomitmen menyiapkan generasi unggul secara intelektual, kuat secara spiritual, dan tangguh secara sosial. Sejalan dengan semangat 7 Program Prioritas Daerah, seperti Tasik Pintar dan Tasik Religius.
“Kepada anak-anakku, percayalah bahwa masa depan kalian tidak ditentukan oleh siapa orang tuamu, tapi oleh semangatmu hari ini. Jadilah generasi yang berani bermimpi dan menjawab keterbatasan dengan prestasi,” pesan Wali Kota menutup sambutannya.
Cerita Warga: “Sekolah Rakyat Meringankan Beban Kami”
Salah satu orang tua siswa, Devi Dianti (42), warga asal Tasikmalaya, mengaku sangat bersyukur anaknya bisa bersekolah kembali melalui program ini.
“Anak saya umur 14 tahun, harusnya sudah kelas 3 SMP, tapi setelah lulus SD dia tidak mau sekolah lagi. Anak saya pendiam dan sempat menolak sekolah. Tapi waktu ada petugas PKH menawarkan Sekolah Rakyat, dia langsung mau,” tutur Devi.
Devi yang bekerja di Bandung mengaku kehidupannya cukup berat setelah suaminya meninggal tahun 2018. Kini, kelima anaknya dirawat oleh neneknya di Tasikmalaya.
“Saya sangat senang ada Sekolah Rakyat. Program ini benar-benar meringankan beban kami, terutama soal biaya pendidikan. Saya hanya ingin anak saya mau bersekolah lagi, bisa bergaul, dan punya masa depan yang lebih baik,” ujarnya dengan haru.
Sekolah Rakyat hadir bukan hanya sebagai lembaga pendidikan. Tetapi juga sebagai simbol kehadiran negara di tengah rakyat kecil. Dan menyalakan harapan baru bagi anak-anak Tasikmalaya untuk melangkah menuju masa depan yang lebih cerah.(iqbal)
















Comment