Berita Jakarta, tasik.id– Nilai tukar rupiah kembali tertekan. Dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksikan bisa menembus level Rp17.000 akibat ketidakpastian global dan memanasnya perang dagang antara AS dan Tiongkok. Kondisi ini membuat investor perlu menyiapkan strategi cerdas agar aset tetap terlindungi.
Penyebab Rupiah Tertekan ke Rp17.000 per Dolar
Tekanan terhadap rupiah dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan AS terhadap impor dari Tiongkok. Kebijakan tersebut memicu eskalasi perdagangan global, mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti dolar.
Selain faktor eksternal, efektivitas kebijakan fiskal dan moneter dalam negeri dinilai masih terbatas untuk menahan pelemahan rupiah. Akibatnya, potensi dolar mencapai Rp17.000 semakin
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana ini berfokus pada obligasi yang memberikan imbal hasil stabil. Instrumen ini cocok bagi investor yang ingin mendapatkan kepastian penghasilan rutin sekaligus melindungi nilai investasi dari gejolak rupiah.
Emas Fisik
Emas kerap menjadi pilihan utama saat ketidakpastian meningkat. Harga emas cenderung naik ketika dolar menguat, sehingga bisa menjadi pelindung nilai terhadap inflasi dan depresiasi rupiah.
Tabungan atau Deposito dalam Dolar
Menyimpan aset dalam bentuk dolar membantu mempertahankan nilai kekayaan di tengah pelemahan rupiah. Instrumen ini juga likuid dan mudah dikonversi kembali ke rupiah saat dibutuhkan.
Pentingnya Diversifikasi Portofolio
Para analis menekankan bahwa diversifikasi menjadi kunci utama. Investor sebaiknya tidak menaruh seluruh aset pada satu instrumen, melainkan menyebarkannya ke beberapa pilihan investasi. Kombinasi aset rupiah, dolar, dan emas diyakini bisa meminimalisasi risiko kerugian.
Kesimpulan
Ancaman dolar AS menembus Rp17.000 menjadi peringatan bagi investor Indonesia untuk segera mengatur ulang portofolio. Melalui diversifikasi dan pemilihan instrumen lindung nilai, risiko akibat pelemahan rupiah dapat ditekan.(***)
Comment