Berita Tasikmalaya, tasik.id – Turnamen sepak bola Piala KDM Bapa Aing dalam rangka Anniversary Guruminda ke-7 mendapat sorotan tajam dari sejumlah peserta. Kompetisi yang diikuti klub-klub dari berbagai daerah luar Ciamis itu dinilai tidak berjalan fair play akibat kepemimpinan wasit yang dianggap kurang profesional.
Manajer Nafwa FC , Ikhwan Nurjaman mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan konsultasi dengan wasit di tingkat provinsi terkait sejumlah kejanggalan di lapangan. Namun, dugaan pelanggaran itu tidak dapat dilaporkan ke Komisi Disiplin karena turnamen tersebut tidak memiliki pengawas pertandingan.
“Seharusnya pengawas pertandingan yang mengurus laporan ke Komisi Disiplin. Karena tidak ada pengawas, langkah yang bisa kami tempuh hanya bersurat kepada Askab, Komisi Disiplin, dan AWAPSI,” ujar Ikhwan.
Menurutnya, setidaknya akan ada tiga surat resmi yang dilayangkan kepada pihak terkait, yakni Askab, Komisi Disiplin, dan Asosiasi Wasit dan Pengawasan Pertandingan Sepak Bola Indonesia (AWAPSI).
Ketiadaan pengawas pertandingan membuat peserta tidak memiliki jalur pengaduan resmi ketika terjadi kejanggalan. Kondisi ini menjadi catatan penting bagi Nafwa FC.
“Ini jadi pelajaran bagi kami. Ke depan harus lebih selektif mengikuti turnamen, memastikan ada pengawas pertandingan agar hal seperti ini tidak terulang,” ungkapnya.
Ikhwan juga menyampaikan bahwa kejadian tersebut berdampak pada mental para pemain.
“Kami hanya menyampaikan kekecewaan atas apa yang terjadi. Mental anak-anak jadi tidak stabil, tentu sangat berpengaruh terhadap permainan di lapangan,” tutupnya.
Harapan kedepannya wasit itu harus bekerja dengan profesional supaya tidak menghancurkan mental anak-anak sehingga anak-anak. Namanya juga pembinaan dan belajar profesional dari sejak awal.
Tidak Diperlihatkan Surat Tugas dari AWAPSI
Sementara itu, Sekretaris Panitia Guruminda 7 Imam mengakui bahwa wasit yang ikut dalam pertandingan itu tidak diperlihatkan surat tugasnya.
Comment