Berita Tasikmalaya, tasik.id – Program Makanan Bergizi (MBG) untuk siswa sekolah dasar kembali menjadi sorotan. Di sejumlah daerah, program ini ramai diperbincangkan karena dugaan kasus keracunan massal. Namun, di Kota Tasikmalaya, persoalan yang muncul berbeda: distribusi MBG sempat terhenti akibat keterlambatan pencairan anggaran.
Distribusi MBG Terhenti di Bungursari
Di wilayah SPPG 2 Bungursari, dapur MBG tidak beroperasi selama beberapa hari. Hal ini tertuang dalam Berita Acara Tidak Operasional yang disampaikan kepada 23 sekolah dasar penerima program. Akibatnya, sebanyak 2.403 siswa terdampak tidak mendapatkan jatah makanan bergizi sesuai jadwal.
Kurnia Surgana, guru SDN Sukarindik Kecamatan Indihiang, membenarkan adanya keterhentian distribusi.
“Jumat kemarin tidak tersalurkan. Senin juga tidak mengirimkan. Sorenya baru ada pemberitahuan dana masuk, dan Selasa MBG kembali dikirim,” ujarnya, Selasa (23/9/2025).
Penjelasan Kepala SPPG 2 Bungursari
Kepala SPPG 2 Bungursari, Irvan N., mengonfirmasi bahwa penghentian sementara disebabkan keterlambatan pencairan dana dari pemerintah.
“Sekitar 2.403 siswa di 23 sekolah tidak menerima MBG pada hari itu. Anggaran dari BGN telat masuk, sementara dana sisa periode sebelumnya sudah habis. Karena khawatir ada masalah, kami mengeluarkan surat resmi bahwa distribusi dihentikan sementara,” jelasnya.
Menurut Irvan, dapur MBG tetap beroperasi, namun mekanisme pengajuan dan pencairan dana dilakukan per dua minggu sekali. Keterlambatan pencairan otomatis membuat distribusi ikut terganggu.
“Begitu dana masuk hari Senin, pada Selasa kami langsung kembali mendistribusikan MBG,” tambahnya.
Kontras dengan Daerah Lain
Situasi di Tasikmalaya ini berbeda dengan daerah lain yang menghadapi dugaan keracunan MBG. Di Tasikmalaya, tidak ada laporan keracunan makanan. Namun, jeda distribusi tetap menimbulkan kekhawatiran di kalangan sekolah penerima.
Harapan ke Depan
Program MBG selama ini menjadi salah satu andalan pemerintah untuk mendukung pemenuhan gizi siswa sekolah dasar. Distribusi yang tepat waktu sangat penting agar siswa tetap mendapatkan energi pada jam belajar.
Pihak SPPG berharap mekanisme pencairan anggaran bisa lebih lancar di masa mendatang sehingga distribusi makanan bergizi bagi ribuan siswa tidak lagi mengalami jeda, terutama di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap keamanan pangan sekolah.(iqbal)
Comment