Wakil Wali Kota Jadi Guru Dadakan di Unsil. Bahas Kemajuan Kota Tasik Diawali Pemuda Peduli akan Sejarah

Berita Tasikmalaya, tasik.id – Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Chandra bisa disebut budayawan yang memiliki keilmuan khususnya dalam kasundaan.
Sehingga hal ini menjadi dasar para mahasiswa sejarah mengundang Wakil Wali Kota Tasikmalaya menjadi guru dadakan dalam Seminar Nasional Tema: “Belajar dari Sejarah untuk Keluar dari Gelapnya Zaman” yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah (HIMAS) Unsil di Laboratorium Diksatrasia Universitas Siliwangi, sabtu (6/9/2025).
Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Chandra mengatakan jangan melupakan sejarah cuma beri contoh jangankan sejarah lama sejarah diri sendiri pun pasti penting buat cetak masa depan dan anak cucu di masa yang akan datang.
Wajib Ketahui Sejarah diawali Diri Kita Sendiri
“Kalau kita ketahui sejarah keturunan kita, kita bisa tahu seperti apa pendahulu kita dan bisa jadi kita memiliki keahlian tertentu, jika kita mengetahuinya maka akan lebih mudah dijalankan.” Kata Diky.
Misal, jelas Diky, Anak petani bisa jadi petani milenial yang keren bila mempelajari sejarah orang tuanya. Namun, bisa jadi karyawan perusahaan biasa, atau bahkan nganggur karena ga mau ikuti kultur keluarga walau ada juga yang beda dengan sejarah keluarganya tapi sukses.
“Tuhan ciptakan alam ini dengan ragam potensi dan produk budaya. Tasik dengan ininya, ciamis dengan itunya, garut juga sama. Tapi bila tidak mengenal sejarah daerahnya sendiri maka anak muda malah mikir ini itu di kota yang dianggap maju. Alhasil kota sendiri tertinggal.
Kurang lebih seperti itu, terang Diky, Lebih kepada pancing anak-anak mahasiswa menumbuhkan kesadaran diri agar tidak melupakan sejarah lama. Karena sejarah lama terbaru saja manfaat apalagi sejarah-sejarah lama.
“Dulu kita dijajah oleh VOC ( pedagang ). Budaya kita diacak-acak agar kita lemah dan tidak kompak. Kita bisa dikatakan satu-satunya negara yang bangun dari adu domba penjajah. Dimana akhirnya kita bersatu menolak di adu domba dan mampu bersama-sama usir penjajah.” Tegas Diky.
Artinya, kata Kang Diky, budaya kebersamaan sangat diutamakan. Harum tidaknya Kota Tasikmalaya bukan hanya bisa dilakukan oleh eksekutif saja atau legislatif, tokoh, atau masyarakat saja. “Semua bisa menjadi jauh lebih baik bola disadari dan dibangun bersama-sama.” Tandasnya.(iqbal)