Sebelumnya, lembaga ini berawal dari STIABI (Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam) dengan dua program studi, yakni Bahasa Arab dan Sejarah Peradaban Islam, di bawah naungan Kemenag.
“Kemudian, pada tahun 2021 berdirilah Institut Teknologi dan Bisnis Riyadlul Ulum dengan tiga prodi, yaitu Kewirausahaan, Sistem Informatika, dan Agro Pertanian,” jelas Asep.
Pada 23 Oktober 2025, institut tersebut resmi berubah menjadi Universitas Riyadlul Ulum (UNIRU). Ke depan, lembaga ini juga akan berintegrasi dengan STIABI yang akan berubah nama menjadi STAIRU, dengan penambahan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI).
Kampus Berbasis Pesantren dengan Fasilitas Modern
Asep menambahkan, mahasiswa UNIRU berasal dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari Nusa Tenggara Timur. Pihak kampus juga menyediakan berbagai program beasiswa bagi calon mahasiswa berprestasi.
“Hadirnya UNIRU merupakan cita-cita besar pimpinan Pondok Pesantren generasi keenam, agar pendidikan di pesantren tidak berhenti di SMA, tetapi bisa berlanjut ke tingkat universitas,” imbuhnya.
UNIRU berdiri di atas lahan seluas 7 hektare dan menjadi kampus berbasis pesantren. Setiap mahasiswa diwajibkan mondok dengan kurikulum khas pesantren seperti pembelajaran kitab kuning, serta disediakan asrama putra dan putri.
Saat ini, terdapat tiga dosen bergelar doktor, dan tahun depan jumlahnya diperkirakan meningkat karena beberapa dosen sedang menempuh pendidikan S3.
“Kampus UNIRU dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern seperti ruang kuliah representatif, laboratorium terpadu, asrama mahasiswa, serta pusat riset keislaman. Semua ini kami siapkan untuk mendukung pembelajaran yang holistik,” pungkas Asep Saepul Alam.
Comment