Karena itu, pembenahan harus dimulai dari dalam keluarga. Orang tua yang stabil secara emosi dan pengetahuan akan membuat anak merasa aman, dihargai, dan dicintai.
Tangki Jiwa Anak Harus Terisi
Kasih sayang yang tepat menjadi kebutuhan utama anak. Bukan sekadar memberikan fasilitas, tetapi juga perhatian, kehangatan, dan kedekatan emosional.
Jika “tangki jiwa” anak kosong, mereka mencari pelampiasan — yang sering kali muncul dalam bentuk perilaku bermasalah.
Bonding orang tua dan anak menjadi kunci. Apa yang dialami anak sejak kecil—trauma, kebahagiaan, rasa diterima atau tidak—akan mempengaruhi kepribadian mereka di usia remaja.
Lingkungan Berperan, tetapi Keluarga Adalah Benteng
Lingkungan sekitar memang memberi pengaruh. Namun keluarga yang kuat ibarat sistem imun: mampu melindungi anak dari “virus” masalah di luar.
Kedekatan emosional, komunikasi, dan teladan orang tua akan membentuk karakter anak. Kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari akan terbawa hingga dewasa.
Mempersiapkan Generasi Emas 2045
Tantangan orang tua saat ini semakin berat. Literasi parenting, pelatihan pengasuhan, dan kegiatan edukasi perlu terus digiatkan — tidak hanya di sekolah, tetapi juga di lingkungan masyarakat.
Indonesia menargetkan hadirnya Generasi Emas 2045. Untuk mencapainya, peran orang tua menjadi fondasi utama.
“Didiklah anak sesuai zamannya,” pesan Ipa, mengutip Ali bin Abi Thalib.
Momentum Refleksi Akhir Tahun
Menutup tahun 2025, refleksi menjadi penting: apakah anak-anak di sekitar kita sudah merasa aman, terlindungi, dan bahagia?
Ipa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi menciptakan lingkungan pengasuhan yang sehat.
“Anak adalah aset bangsa. Menjaga mereka berarti menjaga masa depan Indonesia.”

Comment