Penguatan Diplomasi Indonesia di Kawasan Pasifik Studi Kasus Pertemuan Menlu RI dengan Dubes Fiji

Menlu Sugiono menyampaikan apresiasi kepada Duta Besar Amenatave Yauvoli yang aktif menjembatani kemitraan antara Indonesia dan Fiji sejak menjadi Duta Besar pada tahun 2021. Apresiasi ini mencerminkan pengakuan terhadap peran penting diplomasi personal dalam membangun dan mempertahankan hubungan bilateral yang kuat. Menlu Sugiono menegaskan komitmen Indonesia untuk terus melakukan kerja sama pembangunan dengan Fiji, antara lain melalui Indonesia Aid Scholarship, Beasiswa Darmasiswa, serta Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang. Komitmen ini mencerminkan pendekatan soft power Indonesia dalam memperkuat hubungan bilateralnya dengan Fiji dan memperluas pengaruhnya di kawasan Pasifik.
Menlu Sugiono juga menekankan pentingnya untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara kedua negara, dan mengundang perusahaan Fiji untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) pada Oktober 2025. Undangan ini mencerminkan upaya Indonesia untuk meningkatkan volume perdagangan bilateral dan diversifikasi mitra dagang. Menlu Sugiono menyampaikan apresiasi kepada Duta Besar Amenatave Yauvoli yang aktif menjembatani kemitraan antara Indonesia dan Fiji sejak menjadi Duta Besar pada tahun 2021. Apresiasi ini mencerminkan pengakuan terhadap peran penting diplomasi personal dalam membangun dan mempertahankan hubungan bilateral yang kuat.
Kawasan Pasifik memiliki signifikansi strategis bagi Indonesia karena beberapa alasan. Pertama, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia berbagi wilayah perairan dengan sejumlah negara Pasifik, menjadikan kerja sama maritim dan keamanan laut sebagai kepentingan bersama. Kedua, Indonesia memiliki kedekatan kultural dengan beberapa negara Melanesia, yang dapat menjadi basis untuk memperkuat hubungan bilateral dan pengaruh regional. Ketiga, dalam konteks persaingan geopolitik antara kekuatan besar di Pasifik, Indonesia memiliki kepentingan untuk memastikan stabilitas kawasan dan mencegah dominasi satu kekuatan yang mungkin merugikan kepentingan nasionalnya.
Perdagangan dengan negara-negara Pasifik, meskipun belum mencapai volume yang signifikan, memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata menawarkan peluang untuk meningkatkan kerja sama ekonomi. Sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian di ScienceDirect, peningkatan peringkat hubungan diplomatik dengan mitra dagang dapat mengarah pada keuntungan kesejahteraan yang signifikan melalui perdagangan pertanian.
Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam memperkuat posisinya di kawasan Pasifik. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan sumber daya untuk bersaing dengan kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Australia yang telah lama berinvestasi dalam hubungan dengan negara-negara Pasifik. Tantangan lainnya termasuk jarak geografis, perbedaan budaya dan bahasa, serta kapasitas terbatas negara-negara Pasifik untuk menyerap perdagangan dan investasi dalam skala besar. Namun, Indonesia juga memiliki sejumlah peluang. Sebagai negara berkembang yang relatif sukses, Indonesia dapat menawarkan model pembangunan yang relevan bagi negara-negara Pasifik. Indonesia juga dapat memanfaatkan kedekatan kultural dengan beberapa negara Melanesia untuk memperkuat hubungan bilateral. Selain itu, sebagai negara kepulauan, Indonesia berbagi tantangan serupa dengan negara-negara Pasifik, seperti perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya maritim, yang dapat menjadi basis untuk kerja sama yang lebih erat.
Kawasan Pasifik saat ini tengah menjadi arena kompetisi antara kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Australia. Amerika Serikat, melalui strategi Indo-Pasifiknya, berupaya untuk memperkuat aliansi dan kemitraan di kawasan untuk mengimbangi pengaruh Tiongkok. Tiongkok, melalui inisiatif Belt and Road, telah meningkatkan investasi dan bantuan pembangunan ke negara-negara Pasifik. Australia, sebagai kekuatan regional, juga telah lama berinvestasi dalam hubungan dengan negara-negara Pasifik.
Dalam konteks ini, Indonesia perlu merumuskan strategi yang tepat untuk memperkuat posisinya di kawasan tanpa secara langsung bersaing dengan kekuatan-kekuatan besar tersebut. Indonesia dapat memposisikan dirinya sebagai mitra pembangunan yang dapat dipercaya dan jembatan antara negara-negara Pasifik dengan komunitas internasional yang lebih luas. Pertemuan Menlu RI dengan Dubes Fiji dapat dilihat sebagai bagian dari strategi ini.
Indonesia telah menerapkan pendekatan multi-track dalam diplomasinya di kawasan Pasifik, melibatkan berbagai jalur komunikasi dan kerja sama.
Track one diplomacy melibatkan hubungan antar pemerintah, seperti yang terlihat dalam pertemuan Menlu RI dengan Dubes Fiji dan partisipasi Indonesia dalam forum-forum regional seperti MSG dan PIF. Track two diplomacy melibatkan kerja sama dalam bidang pendidikan dan pengembangan kapasitas, seperti program-program beasiswa yang ditawarkan Indonesia kepada warga Fiji. Track three diplomacy melibatkan hubungan antar masyarakat, yang dapat dikembangkan melalui kerja sama budaya, pariwisata, dan kegiatan people-to-people lainnya. Pendekatan multi-track ini sejalan dengan temuan dalam literatur yang menunjukkan bahwa diplomasi yang efektif melibatkan berbagai jalur komunikasi dan kerja sama. Dengan memanfaatkan berbagai jalur diplomasi, Indonesia dapat memperkuat posisinya di kawasan Pasifik secara lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Sebagai dua negara kepulauan, Indonesia dan Fiji menghadapi tantangan serupa terkait pengelolaan sumber daya maritim, keamanan laut, dan dampak perubahan iklim terhadap wilayah pesisir. Hal ini menawarkan peluang yang signifikan untuk kerja sama teknis dan berbagi praktik terbaik dalam bidang-bidang tersebut.
Indonesia, dengan pengalaman yang lebih luas dalam pengelolaan perikanan, akuakultur, dan industri maritim, dapat menawarkan bantuan teknis kepada Fiji. Sebaliknya, Fiji, dengan pengaruhnya di forum-forum Pasifik, dapat membantu memperkuat suara Indonesia dalam isu-isu maritim di level regional. Kerja sama maritim ini dapat menjadi dasar untuk memperdalam hubungan bilateral dan membangun kepercayaan antara kedua negara.
pertemuan Menlu RI Sugiono dengan Dubes Fiji Amenatave Yauvoli pada 25 Maret 2025 menunjukkan bahwa aktivitas diplomatik tingkat tinggi ini memiliki potensi dampak signifikan terhadap berbagai aspek hubungan bilateral dan pengaruh regional Indonesia. Pertemuan ini mencerminkan strategi Indonesia untuk memperkuat hubungannya dengan Fiji sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengkonsolidasikan pengaruhnya di kawasan Pasifik.
Pertemuan diplomatik tingkat tinggi seperti ini dapat berkorelasi dengan peningkatan perdagangan bilateral, terutama antara negara-negara dengan tingkat pembangunan yang berbeda. Temuan ini didukung oleh hasil penelitian dari jurnal Longdom (2023) yang menunjukkan korelasi positif antara perdagangan bilateral dan pertumbuhan ekonomi, serta studi di ScienceDirect yang menunjukkan bahwa peningkatan peringkat hubungan diplomatik dapat mengarah pada keuntungan kesejahteraan yang signifikan melalui perdagangan pertanian. Komitmen Indonesia untuk terus melakukan kerja sama pembangunan dengan Fiji melalui berbagai program beasiswa, serta undangan untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia, mencerminkan pendekatan komprehensif Indonesia dalam memperkuat hubungan bilateralnya dengan Fiji. Pendekatan ini melibatkan diplomasi multi-track yang mencakup hubungan antar pemerintah, kerja sama dalam bidang pendidikan dan pengembangan kapasitas, serta upaya untuk memperkuat ikatan people-to-people.
Keberhasilan repatriasi 172 ABK WNI yang tertahan di Fiji pada tahun 2021 menjadi bukti konkret efektivitas diplomasi Indonesia dan kapasitas kedua negara untuk berkoordinasi dalam menangani isu-isu bilateral yang mendesak. Pengalaman ini menjadi fondasi yang kuat untuk penguatan hubungan bilateral di masa depan dan menunjukkan nilai praktis dari hubungan diplomatik yang kuat.
Dalam konteks persaingan geopolitik di kawasan Pasifik, hubungan Indonesia-Fiji menjadi semakin penting. Sebagai dua negara kepulauan dengan kepentingan bersama dalam stabilitas kawasan, pengelolaan sumber daya maritim, dan pembangunan berkelanjutan, Indonesia dan Fiji memiliki dasar yang kuat untuk memperdalam kerja sama bilateral dan koordinasi di forum-forum regional. Namun, tantangan tetap ada, termasuk jarak geografis, konektivitas terbatas, persaingan dengan kekuatan-kekuatan tradisional di kawasan, dan kapasitas terbatas untuk mengimplementasikan inisiatif kerja sama yang ambisius. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, Indonesia perlu mengadopsi pendekatan yang strategis, fokus pada area-area di mana ia memiliki keunggulan komparatif, dan berinvestasi dalam membangun hubungan jangka panjang dengan Fiji dan negara-negara Pasifik lainnya.
Dengan mengimplementasikan rekomendasi kebijakan yang diajukan dalam penelitian ini, Indonesia dapat memperkuat hubungannya dengan Fiji, meningkatkan kerja sama ekonomi dan pembangunan, dan mengkonsolidasikan pengaruhnya di kawasan Pasifik. Hal ini akan berkontribusi pada pencapaian tujuan jangka panjang Indonesia untuk memperluas pengaruh diplomatik dan ekonominya, serta memainkan peran yang lebih aktif dalam dinamika kawasan yang semakin penting secara geopolitik.
Daftar Pustaka
“Indonesia – Fiji Perkuat Kerja Sama Strategis di Bidang Pertahanan, Pendidikan, dan Pertanian.” Kementerian Luar Negeri RI. https://kemlu.go.id/berita/indonesia–fiji-perkuat-kerja-sama-strategis-di-bidang-pertahanan-pendidikan-dan-pertanian?type=publication.
“Kemenlu Pulangkan 172 ABK WNI yang Sempat Tertahan di Fiji.” Kompas.com. https://nasional.kompas.com/read/2021/06/17/10153521/kemenlu-pulangkan-172-abk-wni-yang-sempat-tertahan-di-fiji#:~:text=JAKARTA%2C KOMPAS.com – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu),memfasilitasi repatriasi 172 anak buah kapal (ABK).
“Menlu RI-AS bahas kerja sama bilateral, keamanan Indo-Pasifik.” ANTARA. https://www.antaranews.com/berita/4603290/menlu-ri-as-bahas-kerja-sama-bilateral-keamanan-indo-pasifik.
“Menlu RI-Dubes Fiji bahas penguatan kerja sama di Pasifik.” ANTARA. https://www.antaranews.com/berita/4735445/menlu-ri-dubes-fiji-bahas-penguatan-kerja-sama-di-pasifik.
“Menlu RI Sugiono Bahas Penguatan Kerja Sama di Kawasan Pasifik dengan Dubes Fiji.” Kementerian Luar Negeri RI. https://kemlu.go.id/berita/menlu-ri-sugiono-bahas-penguatan-kerja-sama-di-kawasan-pasifik-dengan-dubes-fiji?type=publication.
Moons, S., & de Boer, N. 2014. The impact of economic diplomacy on bilateral trade flows. The Hague Journal of Diplomacy.
Rahayu, D. 2024. “Indonesia-Fiji defense cooperation: Strategic implications for regional security in the Pacific.” Journal of Defense and Security Studies.
“RI berkomitmen bangun pusat pelatihan pertanian regional di Fiji.” ANTARA. https://m.antaranews.com/amp/berita/4792365/ri-berkomitmen-bangun-pusat-pelatihan-pertanian-regional-di-fiji.
Santoso, B. 2024. “Parliamentary diplomacy and environmental cooperation: Indonesia-Pacific partnership in climate change mitigation.” Journal of Political Science.
SUVA, ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN DARI. “Fiji Jadi Pusat Diplomasi Indonesia di Kawasan Pasifik.” KOMPAS. https://www.kompas.id/baca/internasional/2024/09/27/fiji-jadi-pusat-diplomasi-indonesia-di-kawasan-pasifik.
Wicaksana, Gede Wahyu. “Mengamankan Indo-Pasifik.” Unair. https://unair.ac.id/mengamankan-indo-pasifik/.