Penguatan Diplomasi Indonesia di Kawasan Pasifik Studi Kasus Pertemuan Menlu RI dengan Dubes Fiji

0

Penulis : Jilan Hafizh Raihan (223507105)

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki kepentingan strategis dalam memperkuat hubungan diplomatiknya dengan negara-negara di kawasan Pasifik. Secara geografis, Indonesia terbagi wilayah perairan dengan sejumlah negara Pasifik dan memiliki kedekatan kultural dengan beberapa negara Melanesia. Pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono dengan Duta Besar (Dubes) Fiji Amenatave Yauvoli pada 25 Maret 2025 di Jakarta menjadi refleksi dari upaya penguatan diplomasi Indonesia di kawasan yang dianggap strategis.

Pertemuan tersebut tidak hanya menegaskan pentingnya Fiji sebagai mitra kunci Indonesia di kawasan Pasifik. Tetapi juga mengindikasikan adanya strategi sistematis untuk mengkonsolidasikan pengaruh Indonesia di kawasan yang semakin kompetitif secara geopolitik.

Kawasan Pasifik saat ini tengah mengalami dinamika geopolitik yang kompleks dengan meningkatnya persaingan pengaruh antara kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Australia. Indonesia sebagai anggota ASEAN terbesar dan salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki kepentingan untuk memastikan stabilitas dan keamanan kawasan Pasifik serta memperluas pengaruh diplomatik dan ekonominya. Fiji sendiri menempati posisi penting di Pasifik sebagai salah satu negara dengan ekonomi dan pengaruh politik yang relatif kuat di antara negara-negara kepulauan Pasifik.

Hubungan Indonesia-Fiji telah berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, ditandai dengan intensifikasi kerja sama bilateral dan multilateral. Indonesia merupakan Associate Member di Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Dialogue Partner di Pacific Islands Forum (PIF), dua organisasi regional penting di kawasan Pasifik dimana Fiji merupakan anggota yang berpengaruh. Kerja sama kedua negara juga terlihat dalam berbagai bidang seperti pendidikan, perdagangan, dan bantuan pembangunan, serta koordinasi dalam menghadapi tantangan bersama seperti pandemi COVID-19 dan perubahan iklim.

Diplomasi ekonomi telah menjadi instrumen penting dalam hubungan internasional kontemporer, khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia. Moons dan de Boer (2014) mendefinisikan diplomasi ekonomi sebagai penggunaan hubungan politik dan pengaruh pemerintah untuk mempromosikan dan/atau mempengaruhi perdagangan dan investasi internasional. Dalam penelitian mereka yang komprehensif, mereka menemukan bahwa diplomasi ekonomi memiliki dampak yang signifikan terhadap aliran perdagangan bilateral, dengan efek yang lebih besar pada produk-produk yang lebih kompleks dan pada perdagangan antara negara-negara dengan tingkat pembangunan yang berbeda.

Studi Moons dan de Boer mengungkapkan bahwa kehadiran kedutaan dapat meningkatkan perdagangan total sebesar 0,60% antara negara-negara berpenghasilan tinggi, namun efeknya jauh lebih besar (1,33%) ketika negara berpenghasilan tinggi berdagang dengan negara berpenghasilan rendah. Temuan ini sangat relevan untuk menganalisis hubungan Indonesia-Fiji, mengingat perbedaan tingkat pembangunan ekonomi kedua negara. Kerangka teoretis ini memberikan dasar untuk menganalisis bagaimana pertemuan diplomatik tingkat tinggi seperti antara Menlu RI dan Dubes Fiji dapat berkorelasi dengan peningkatan perdagangan bilateral.

Hubungan diplomatik Indonesia-Fiji memiliki sejarah yang relatif panjang, meskipun intensitas hubungan tersebut mengalami fluktuasi seiring waktu. Sebagai dua negara kepulauan di kawasan yang berdekatan, Indonesia dan Fiji berbagi sejumlah kesamaan dan kepentingan strategis, termasuk dalam hal pengembangan ekonomi maritim, penanganan perubahan iklim, dan stabilitas kawasan. Hubungan bilateral kedua negara telah ditandai oleh sejumlah kunjungan tingkat tinggi, kerja sama pembangunan, dan koordinasi dalam forum-forum regional.

Indonesia dan Fiji juga telah berkoordinasi dalam berbagai forum multilateral seperti PBB dan organisasi regional Pasifik. Indonesia merupakan Associate Member di Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Dialogue Partner di Pacific Islands Forum (PIF), dua organisasi regional penting di kawasan Pasifik dimana Fiji merupakan anggota yang berpengaruh. Partisipasi Indonesia dalam forum-forum ini memungkinkan Indonesia untuk terlibat lebih aktif dalam dinamika kawasan dan memperkuat hubungannya dengan negara-negara Pasifik, termasuk Fiji. Salah satu contoh kerja sama bilateral yang signifikan adalah koordinasi dalam repatriasi 172 anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia yang tertahan di Fiji pada tahun 2021. Kementerian Luar Negeri RI, bersama dengan Kedutaan Besar RI di Suva, berhasil memfasilitasi kepulangan para ABK WNI tersebut yang sempat tertahan akibat kebijakan penutupan perbatasan dan penerbangan internasional yang diterapkan oleh Pemerintah Fiji sejak bulan Mei 2021.
Kasus ini menunjukkan dinamika kerja sama bilateral yang efektif dalam menangani isu-isu kemanusiaan dan perlindungan warga negara. Menurut Kementerian Luar Negeri RI, “Setelah melalui upaya diplomasi intensif, otoritas terkait di Fiji memberikan izin turun kapal (sign off) dan penerbangan repatriasi”. Kerja sama ini mencerminkan hubungan diplomatik yang baik antara kedua negara dan kemampuan untuk berkoordinasi dalam situasi darurat. Indonesia juga telah memberikan berbagai bantuan pembangunan kepada Fiji, termasuk beasiswa pendidikan seperti Indonesia Aid Scholarship, Beasiswa Darmasiswa, serta Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang. Program-program ini mencerminkan pendekatan soft power Indonesia dalam memperkuat hubungan bilateralnya dengan Fiji dan memperluas pengaruhnya di kawasan Pasifik.

Fiji menempati posisi strategis di kawasan Pasifik sebagai salah satu negara kepulauan dengan ekonomi yang relatif maju dan pengaruh politik yang signifikan di antara negara-negara Pasifik. Fiji sering menjadi jembatan antara negara-negara Pasifik dengan komunitas internasional yang lebih luas. Bagi Indonesia, Fiji menjadi mitra penting dalam memperluas pengaruhnya di kawasan Pasifik dan membangun hubungan yang lebih erat dengan negara-negara kepulauan Pasifik lainnya.

Indonesia, dengan posisinya sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan anggota G20, memiliki kapasitas untuk memberikan bantuan pembangunan dan dukungan ekonomi kepada Fiji. Posisi geografis Indonesia yang berbatasan langsung dengan kawasan Pasifik juga memberikan urgensi strategis bagi Indonesia untuk memperkuat hubungannya dengan negara-negara di kawasan tersebut. Dalam konteks persaingan geopolitik antara kekuatan besar di Pasifik, hubungan Indonesia-Fiji dapat menjadi faktor penyeimbang dan platform untuk mempromosikan kepentingan bersama negara-negara kepulauan.

Pertemuan antara Menteri Luar Negeri RI Sugiono dengan Duta Besar Fiji untuk Indonesia Amenatave Yauvoli berlangsung di Jakarta pada 25 Maret 2025. Pertemuan ini merupakan bagian dari serangkaian upaya diplomatik Indonesia untuk memperkuat hubungannya dengan negara-negara di kawasan Pasifik. Duta Besar Amenatave Yauvoli telah menjabat sebagai Duta Besar Fiji untuk Indonesia sejak tahun 2021, dan pertemuan ini menjadi momentum untuk mengevaluasi dan merencanakan langkah-langkah penguatan kerja sama bilateral ke depan. Agenda pertemuan mencakup pembahasan tentang langkah-langkah peningkatan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Fiji, sekaligus berbagai perkembangan terkini di kawasan Pasifik. Pertemuan ini juga membahas upaya untuk meningkatkan hubungan perdagangan, dengan Menlu Sugiono mengundang perusahaan-perusahaan Fiji untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) yang direncanakan berlangsung pada Oktober 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Sugiono menegaskan komitmen Indonesia untuk terus melakukan kerja sama pembangunan dengan Fiji, antara lain melalui Indonesia Aid Scholarship, Beasiswa Darmasiswa, serta Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang.

Komitmen ini mencerminkan pendekatan soft power Indonesia dalam memperkuat hubungan bilateralnya dengan Fiji dan memperluas pengaruhnya di kawasan Pasifik. Menlu Sugiono juga menekankan pentingnya untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara kedua negara, dan mengundang perusahaan Fiji untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) pada Oktober 2025. Undangan ini mencerminkan upaya Indonesia untuk meningkatkan volume perdagangan bilateral dan diversifikasi mitra dagang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!