Merah Putih Raksasa Berkibar di Jembatan Perjuangan Karang Resik Tasikmalaya

0

Berita Tasikmalaya, tasik.id – Bukan sekadar seremoni, aksi ini sarat makna sejarah. Di bawah teriknya matahari dan tatapan kagum ratusan warga. Kain merah putih tersebut berkibar gagah, seolah menjadi simbol bahwa semangat perjuangan 1947 tak pernah padam.

Suara lantang lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang tepat pukul 09.30 WIB di langit Tasikmalaya, Minggu (10/8/2025). Dua orang personel dari perwakilan Mahasiswa Pecinta Alam dan Tim Pegiat Tasikmalaya Caving Community (TCC) menuruni sisi Jembatan Perjuangan Karang Resik.

Mereka dengan teknik prusiking memanjat tali menggunakan simpul prusikuntuk membentangkan bendera merah putih berukuran raksasa 10 meter x 4 meter.

Kegiatan ini digagas oleh sejumlah komunitas pecinta alam Kota Tasikmalaya, di antaranya Republik Aer Tasikmalaya, Tasikmalaya Caving Community (TCC), dan Forum Komunikasi Pecinta Alam Tasikmalaya (FKPAT).

Harniwan Obech dari Republik Aer, didampingi Rudiana dari TCC, serta Ketua FKPAT Miftah Rizky, menyampaikan bahwa pembentangan bendera ini adalah bentuk penghormatan terhadap jasa para pahlawan.

“Kami ingin menghidupkan kembali memori perjuangan di Jembatan Karang Resik, saat pasukan dan rakyat bahu-membahu mempertahankan kemerdekaan dari tentara Belanda. Momen ini bukan hanya sejarah Tasikmalaya, tapi bagian dari sejarah Indonesia,” ungkap Harniwan.

Jembatan Karang Resik bukanlah sekadar infrastruktur penghubung antara Tasikmalaya dan Ciamis. Pada 10 Agustus 1947, lokasi ini menjadi saksi bisu pertempuran sengit antara Tentara Divisi Siliwangi bersama masyarakat melawan konvoi tentara Belanda.

Belanda Masuk Ke Tasik

Belanda yang berusaha masuk ke Tasikmalaya terpaksa mundur karena jembatan dihancurkan oleh pejuang, membuat pasukan musuh tak mampu menembus pertahanan. Peristiwa ini memperlihatkan kecerdikan strategi perang gerilya dan keteguhan hati rakyat.

Menurut catatan sejarah lokal, pertempuran Karang Resik adalah salah satu titik penting dalam mempertahankan kemerdekaan di Priangan Timur. Strategi memutus akses logistik dan mobilitas Belanda berhasil menahan laju agresi militer mereka.

Pembentangan bendera merah putih di Jembatan Perjuangan Karang Resik ini mengandung pesan yang dalam. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan tidak hanya dilakukan di medan tempur, tetapi juga dalam bentuk menjaga persatuan, kemandirian, dan cinta tanah air di masa kini.

Ketua FKPAT Miftah Rizky menegaskan, generasi muda harus mengenal sejarah lokal agar tidak tercerabut dari akar perjuangannya.

“Kita bisa saja maju secara teknologi, tapi semangat gotong royong dan keberanian seperti tahun 1947 harus tetap kita warisi,” ujarnya.

Acara ini tidak hanya dihadiri oleh para pecinta alam. Turut hadir personel kepolisian, perwakilan Kodim 0612 Tasikmalaya, Tagana Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, Gerakan Pramuka, tokoh masyarakat Kelurahan Sukamanah, serta ratusan warga yang memadati area sekitar jembatan.

Sorak tepuk tangan dan teriakan Merdeka! terdengar setiap kali kain merah putih berkibar tertiup angin. Seakan menyatukan semua yang hadir dalam rasa bangga dan haru.

“Tasikmalaya dikenal sebagai salah satu daerah di Jawa Barat yang aktif menggelar peringatan hari-hari penting sejarah nasional. Selain Karang Resik, beberapa titik lain seperti Monumen Perjuangan Rakyat dan Tugu Adipura juga kerap menjadi lokasi kegiatan memperingati kemerdekaan.” Ungkap Tokoh Sukamanah Tasikmalaya Abah Idi

Gelaran ini menurutnya menjadi momen untuk lebih menggemakan pengibaran bendera merah putih dalam menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia.

“Mari kita gemakan mana simbol bendera merah putih menjadi identitas dan perekat bangsa, bukan hanya di tanggal 17 Agustus, tetapi dalam setiap momen yang meneguhkan cinta tanah air.”pungkas Abah Idi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!