Indikasi Terjadi Disharmonisasi, Diky Chandra Merespon Masih Solid dengan Viman

Berita Tasikmalaya, tasik.id – Adanya indikasi terjadinya disharmonis antara Walikota Tasikmalaya, Viman Alfarizi dan Wakil Walikota Tasikmalaya, Diky Candra itu. Tentunya sebagai autokritik, karena Wali Kota dan Wakil Wali Kota seolah terlihat bergerak sendiri-sendiri.
Hal ini disampaikan oleh Ketua KNPI Kota Tasikmalaya, Dhany Tardiwan Noor pada awak media, saat ditemui di salah satu Rumah makan selasa (10/6/2025). Hal ini terkesan masing-masing ingin menunjukan eksistensinya. Tanpa, memperdulikan begitu pentingnya kolaborasi.
“Indikasinya itu, tentang peran yang dijalankan oleh Walikota dan Wakil Walikota. Karena, banyak hal yang stategis justru diurus oleh Wakil Walikota. Sedangkan, Walikota hanya mengurus yang remeh temeh seperti event lari dan bagi-bagi susu ke anak-anak SD.” Kata Dhany.
Contohnya, Wakil Walikota yang komunikasi dan mendatangi langsung Menteri, Wamen dan Dirjen. Termasuk, komunikasi dengan Bupati Tasikmalaya urusan pendopo yang akan dijadikan museum. Seharusnya hal itu merupakan porsi Walikota,”ujarnya.
Karena, tutur Dhani dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2024 Pasal 52 dan 66. Dengan tegas, memposisikan Wakil Walikota itu hanya pembantu Kepala Daerah. Sehingga, ke depan sudah waktunya Walikota dan Wakil bisa kolaborasi dan sinergi. Karena, kalau terus dibiarkan akan goyah di Pemkot Tasikmalaya.
“Sehingga, kemarin muncul spanduk provokasi yang dipasang didepan pagar Bale Kota Tasikmalaya. Salah satu, tulisannya itu berbunyi, “Walikotana Ganti Ku Diky Candra”, Makzulkan Viman Alfarizi dan lainnya,”imbuhnya.
Wakil Walikota Tasikmalaya, Diky Candra akhirnya angkat bicara. Buntut, adanya pernyataan dari Ketua KNPI Kota Tasikmalaya, Dhany Tardiwan Noor. Terkait, adanya indikasi terjadinya disharmonis antara Walikota Tasikmalaya (Z1), Viman Alfarizi dan Wakil Walikota Tasikmalaya (Z2), Diky Candra.
Setiap Langkah Dilaporkan
“Tidak benar adanya disharmonis itu. Saya tegaskan, bahwa dengan Pak Viman tetap solid. Serta, apapun yang saya telah dilaksanakan itu. Pasti, selalu dilaporkan kepada beliau,”bebernya. Saat, ditemui di Kantor Inspektorat, Selasa (10/6/2025).
Diky menjelaskan, terkait yang disebutkan oleh Dhany salah satu disharmonis itu. Karena, dirinya banyak mengambil peran untuk mengurus hal yang strategis. Seperti, komunikasi dan mendatangi langsung Menteri, Wamen dan Dirjen. Termasuk, komunikasi dengan Bupati Tasikmalaya urusan pendopo yang akan dijadikan museum. Sedangkan, Walikota Tasikmalaya hanya mengurus remeh temeh. Seperti, bagi-bagi susu ke anak-anak SD dan lainnya.
“Semua yang saya lakukan tersebut. Tentunya, atas sepengetahuan dan izin Pak Walikota. Tidak mungkin, saya berjalan sendiri tanpa koordinasi dengan beliau donk,”tegasnya.
Apalagi kata Diky. Bertemu, dengan Menteri Kebudayaan itu kaitannya dengan seni dan budaya. Karena, tupoksi Wakil berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008 dan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014. Bahkan, di Undang-Undang yang sama ada juga olahraga, makanya bertemu dengan Wamenpora.
“Termasuk, menemui DPR RI Komisi 10 juga terkait budaya. Lalu, ketemu Dirjen Seni Pertunjukan dan Balai Pelestarian Kebudayaan di Bandung dan lainnya,”ungkapnya.
Diky menambahkan, bahwa dirinya tidak offside dan tahu tupoksinya itu hanya sebagai Wakil Walikota. Contoh terbaru, ada 2 Menteri melalui anggota DPR RI, Komeng. Bahwa, kedua Menteri itu ingin bertemu dengannya. Tapi Diky lapor dulu ke Walikota, sebab bukan tupoksinya. Ternyata, Walikota punya jaringan kepada dua Menterinya tersebut. Sehingga, dirinya mengurungkan niatnya untuk bertemu. Tentunya, hal itu sebagai bentuk menjaga disiplin dalam hal tupoksi.
“Bahkan, pada waktu kemarin ada bantuan non APBD dari Bakrie Group sebanyak 6 sapi, kursi roda, beras dan lainnya. Penerimaannya itu, langsung dilakukan oleh Pak Walikota Tasik.” Tandasnya. (Iqbal)