News
Home » Berita » HMI Tasikmalaya Gelar Intermediate Training, Diky Chandra Soroti Budaya sebagai Penggerak Ekonomi

HMI Tasikmalaya Gelar Intermediate Training, Diky Chandra Soroti Budaya sebagai Penggerak Ekonomi

Berita Tasikmalaya, tasik.id – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tasikmalaya menggelar Intermediate Training (Latihan Kader II) bertema “Terbinanya Kader HMI yang Mempunyai Kemampuan Intelektual untuk Memetakan Peradaban dan Memformulasikan Gagasan dalam Lingkup Organisasi”. Kegiatan ini berlangsung pada 22–27 September 2025 dengan tiga lokasi berbeda, yaitu GDI, Wisma Guru, dan Hotel Priangan.

Diky Chandra Jadi Pemateri di Latihan Kader II HMI Tasikmalaya

Pada sesi yang digelar di Wisma Guru, Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, hadir sebagai pemateri. Ia menekankan bahwa budaya memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi.

“Budaya akan meningkatkan perekonomian. Bayangkan kalau orang Indonesia mencintai makanan khas seperti nasi liwet, kupat Tanjung, atau nasi tutug oncom. Dunia pasti akan penasaran dan itu bisa menjadi peluang ekonomi,” ujar Diky, usai mengisi materi di LK II Wisma Guru, Jumat malam (27/9/2025).

Budaya dan Potensi Ekonomi Lokal

Menurut Diky, sama seperti ramen yang mendunia dari Jepang dan Tiongkok atau popularitas Chinese food, produk budaya Indonesia pun bisa menjadi daya tarik global jika terus dilestarikan.

“Nah, kalau orang Indonesia cinta dengan pakaiannya, makanannya, dan budayanya, maka itu bisa membuka ruang besar untuk pengembangan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun internasional,” jelasnya.

Mahasiswa STISIP Tasikmalaya Menggugat: Desak Tegakkan Pengadilan Ad Hoc HAM Berat 1998 dan Hentikan Represi

Ia juga mencontohkan kultur masyarakat Islam seperti bangun pagi dan menjalankan ibadah shalat Subuh yang dapat menumbuhkan peluang ekonomi.

“Potensi produksi tasbih, misalnya, bisa menjadi unggulan. Bahkan, sangat memungkinkan Kota Santri menjadi produsen utama tasbih asik (Tasik) di Indonesia,” tambah Diky.

Minimnya Anggaran Budaya dan Peran Mahasiswa

Namun, Diky juga menyoroti bahwa anggaran pemerintah untuk sektor budaya masih sangat minim sehingga potensi besar tersebut belum tergarap maksimal.

“Problemnya ada pada keberpihakan anggaran terhadap budaya yang masih kecil. Padahal, sektor ini bisa menjadi penggerak ekonomi daerah,” tegasnya.

Di sisi lain, ia mengapresiasi peran mahasiswa dalam menjaga nilai budaya di tengah perkembangan zaman.

Rektor Universitas BTH Prof Ruswanto: Wisuda Keempat Jadi Momentum, Harapan Lulusan Siap Bersaing di Dunia Kerja

“Mahasiswa masih memiliki karakter budaya yang bagus. Meskipun gaya bertanya sekarang sudah mirip ala Amerika, tetapi mereka tetap punya karakter khas orang Indonesia yang kental dengan adat ketimuran,” tandas Diky.(iqbal)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!