“Dua buku itu tentu sebagai gizi untuk pengetahuan tentang seluk-beluk sejarah yang harus diketahui, terutama oleh generasi muda. Makanya harus baca dong,” ujar Diky.
Ia menekankan, tidak sedikit warga Tasikmalaya—bahkan generasi mudanya—yang belum mengetahui sejarah kotanya sendiri. Melalui dua buku ini, diharapkan lahir kembali ketertarikan terhadap akar budaya dan sejarah daerah.
Siap Masuk ke Sekolah-Sekolah
Kabid Budaya Disporabudpar Kota Tasikmalaya Agus Fauzi menjelaskan bahwa buku Tasik Pedia dicetak sebanyak 750 eksemplar, sementara Kota Tasik Bertutur berjumlah 700 eksemplar.
Nantinya, buku-buku ini akan didistribusikan ke sekolah-sekolah, terutama tingkat SD dan SMP agar dapat digunakan sebagai referensi literasi lokal.
“Kita akan koordinasi dengan Disdik Kota Tasikmalaya agar pendistribusiannya tepat sasaran,” tutur Agus.(iqbal)

Comment