Selain keterbatasan kesejahteraan guru, SDN Ciangir menghadapi persoalan lain yang tak kalah berat. Letaknya yang sangat dekat dengan TPA Ciangir kerap membuat proses belajar terganggu.
Asep menyebut bau sampah menyengat dan lalat sering menyerbu ke lingkungan sekolah. Kondisi itu tak jarang memaksa pihak sekolah memulangkan siswa lebih awal.
“Kami khawatir kondisi tersebut berdampak pada kesehatan siswa dan guru. Kadang kami mengambil inisiatif untuk kegiatan belajar di rumah,” katanya.
Asep berharap perhatian lebih dari Pemerintah Kota Tasikmalaya, khususnya untuk mencari solusi agar kegiatan pendidikan di SDN Ciangir dapat berlangsung lebih nyaman, layak, dan sehat.
Bagian dari Suara Guru di Pinggiran
Momen Hari Guru tahun ini menjadi pengingat bahwa masih banyak pendidik di Tasikmalaya yang berjuang dalam keterbatasan. Dengan penghasilan rendah, akses pendidikan menantang, dan lingkungan sekolah yang kurang ideal, mereka tetap teguh menjaga komitmen mendidik generasi muda.
Sebuah perjuangan sunyi yang layak mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat.(iqbal)



Comment