Mewakili GAIA International, Yuri menjelaskan bahwa Daikokuten School meski berbasis di Tasikmalaya, bersifat nasional.
“Tasikmalaya menjadi tuan rumah. Namun peserta datang dari berbagai daerah, termasuk Bengkulu dan Sumatera. Kami mencari anak muda yang berkomitmen dan siap ditempa,” ujarnya.
Sinergi dengan Program Unggulan Pemkot: TASIK PELAK
Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan menilai inisiatif ini sejalan dengan program unggulan Pemkot, TASIK PELAK (Pembiakan Ekonomi Lokal Kewilayahan) yang digagas melalui Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker).
“Program ini gayung bersambut dengan visi kami. Pemuda Tasikmalaya harus jadi pelaku, bukan penonton di era global,” tegasnya.
Viman juga menyebut bahwa Pemkot telah mengirim 14 peserta dari Tasikmalaya untuk mengikuti pelatihan di LPK MMA sebagai angkatan perintis menuju Jepang.
“Mereka pergi bukan sekadar bekerja, tetapi belajar untuk kembali membawa etos dan pengetahuan yang membangun ekonomi daerah,” tambahnya.
Investasi SDM Jangka Panjang
Wali Kota menutup sambutan dengan apresiasi kepada seluruh pihak.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Daikokuten, GAIA, dan LPK MMA. Inisiatif ini meringankan tugas pemerintah dalam mencetak generasi muda yang produktif dan berdaya saing,” ujarnya.
Program Daikokuten School menandai kolaborasi nyata antara sektor swasta, lembaga pelatihan, dan pemerintah dalam membangun ‘jalan tol karier profesional’ bagi generasi muda Indonesia untuk bersaing di kancah internasional.
Direktur MMA, M. Abdul Karim, menegaskan kembali nilai-nilai kedisiplinan yang diajarkan di sekolah ini:
“Kami tidak hanya mengajarkan bahasa, tapi juga budaya hidup di Jepang — mulai dari cara membuang sampah, mencuci tangan dengan sanitizer, hingga membiasakan membawa lap tangan. Semua demi membentuk karakter unggul dan profesional.” Tandasnya.
















Comment