SDN Gunung Pereng ‘Trigger’ Ngamumule Aksara Sunda. Wakil Wali Kota Tasikmalaya Malu & Lapor KDM

0

Berita Tasikmalaya, tasik.id – Aksara Sunda tentunya bagi masyarakat yang berbahasa sunda khususnya di priangan timur masih menjadi tabu. Dan hampir semua masyarakat belum mengenal aksara sunda.

Nah, di Kota Tasikmalaya SDN Gunung Pereng bisa dibilang menjadi pionir mengajarkan aksara sunda kepada murid di Sekolahnya hingga menjadi mata pelajaran lokal.

Hal ini diapresiasi oleh Wakil Wali Kota Tasikmalaya Diky Chandra. Ia menerangkan bahwa ada enam guru di SDN Gunungpereng yang berjuang betul-betul untuk anak-anak supaya memahami tentang aksara sunda atau bahasa sunda.

“Maka saya malu, pake iket, tapi gak bisa baca aksara Sunda. Tapi ya gak usah malu lah yang penting kita sudah ada itikad baik untuk bisa melestarikan itu.” Kata Diky Chandra pada awak media, kamis (28/8/2025).

Tadi ada satu harapan dari anak-anak yang bikin tulisan sunda, terang Diky, yang mana isinya menanyakan kapan ke pak dedi, kapan katanya ke Tasik.

“Kedua ke saya juga, yang bilang bahwa ruang bacanya sudah bermasalah karena bocor itu juga jadi perhatian. Ketiga adalah pelestarian budaya itu sendiri.” Jelas Diky Chandra.

Barusan sudah ngobrol juga sama Kepala Sekolah, lanjut Diky, terkait keinginan beliau untuk bisa memasukkan ini ke muatan lokal.

‘Karena berangkat dari tasik nih, bikin bukunya cara membaca aksara Sunda sama nulisnya kebetulan dari tasik. Dan hari sabtu saya juga mau ketemu sama pak Toni dari Kemendikdasmen kebetulan satu almamater dengan saya mudah-mudahan diberikan kelancaran.” Jelas Diky.

Usulan Perwalkot atau Perda Muatan Lokal

Diky Chandra juga mendorong kedepan akan diusulkan agar pimpinan segera membuat perwalkot atau Perda supaya aksara Sunda bisa jadi bagian daripada muatan lokal yang semi diwajibkan atau ekstrakurikuler yang disampaikan secara merata di Kota Tasikmalaya.

“Ya, mudah-mudahan lebih jauhnya lagi ini bisa memberikan pengaruh ke Jawa Barat. Balik lagi bahwa budaya ini adalah hal yang paling penting.” Jelasnya.

Contoh kecilnya, ada situ ciburuy di Garut, sampai sekarang belum banyak orang yang bisa membaca, karena sudah ada generasi-generasi yang hilang untuk bisa membaca.

“Mungkin dengan pola seperti ini, besok lusa mulai prasasti, Buku-buku peninggalan, naskah-naskah kuno mungkin bisa diperkuat lagi apa isinya yang bisa memberikan manfaat untuk masyarakat.” Bebernya.

“Kita sebagai orang Sunda sebetulnya harus bangga punya aksara sendiri. Saya saja terus terang nge-blank. Saya saja merasa malu sama anak-anak yang hebat. Aksara sundanya keren banget dan akan saya sampaikan nanti ke Pak Gubernur.” Tandas Diky.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Gunung Pereng Irfan Kustiawan mengatakan bahwasanya berdasarkan survei 99% masyarakat sunda buta aksara sunda dan yang 1% bisa membaca aksara sunda.

“Jadi kami merasa tergugah sebagai pegiat literasi untuk ngamumule aksara sunda. Pasalnya di negara-negara maju sangat melestarikan budaya khususnya aksara. Bahkan setiap kita menonton film china pasti ada aksara han, kalau film jepang ada aksara kanji dan sebagainya.” Jelas Irfan.

Sedangkan, terang Irfan, untuk di Jawa Barat hanya untuk mengikuti kegiatan lomba tingkat jawa Barat yakni Festival Tunas Bahas Ibu jadi belum mengakar.

” Sehingga saya mengharapkan kedepan nanti aksara sunda ini khususnya di Kota Tasikmalaya bisa menjadi muatan lokal bahkan bisa dilaksanakan di Jawa Barat.” Tandasnya.(iqbal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!