Berita Tasikmalaya, tasik.id – Setiap tanggal 17 Oktober, Kota Tasikmalaya selalu bergetar oleh rasa bangga dan syukur. Tanggal ini bukan sekadar peringatan lahirnya sebuah kota, tapi juga hari lahir seorang pemimpin bangsa — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Dua momen besar yang lahir di tanggal yang sama ini seolah menjadi simbol semangat juang yang menyatu: dari Tasikmalaya yang resik dan religius, hingga Indonesia yang berdaulat dan mandiri di bawah kepemimpinan nasional.
Jejak Lahirnya Kota Resik
Kota Tasikmalaya resmi berdiri pada 17 Oktober 2001. Melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001, pemerintah pusat menetapkan pemekaran dari Kabupaten Tasikmalaya. Sejak saat itu, kota yang berada di kaki Gunung Galunggung ini mulai menata diri — menyiapkan infrastruktur, birokrasi, dan identitas baru sebagai “Kota Resik” dan “Kota Santri.”
Nama Tasikmalaya sendiri menyimpan makna mendalam. “Tasik” berarti danau, sementara “malaya” berarti pegunungan. Dalam kisah masyarakat tempo dulu, daerah ini memang dikelilingi danau kecil dan bukit hijau, tempat air dan kehidupan bertemu. Dari sanalah lahir semangat masyarakatnya: teduh, bersahaja, dan penuh daya juang.
Dari Syarif Hidayat hingga Viman Alfarizi
Perjalanan Tasikmalaya tidak lepas dari kepemimpinan para wali kota yang telah menorehkan sejarahnya masing-masing.
Dari Drs. H. Syarif Hidayat, wali kota pertama yang menata fondasi pemerintahan kota; dilanjutkan Drs. H. Budi Budiman yang memperluas pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik; kemudian Drs. H. Muhammad Yusuf, M.Si yang menekankan tata kelola dan reformasi birokrasi; hingga kini, tongkat estafet itu berada di tangan Viman Alfarizi Ramadhan dengan tagline Tasik Maju.
Wali Kota Viman Alfarizi Ramadhan dikenal sebagai pemimpin muda yang visioner. Gaya komunikasinya terbuka, dekat dengan masyarakat, dan membawa semangat digitalisasi dalam pemerintahan. Di bawah kepemimpinannya, Kota Tasikmalaya bergerak menuju Kota Industri Perdagangan dan Jasa.
“Kota ini dibangun dari semangat gotong royong. Kalau dulu kita membangun dengan tenaga, sekarang kita bangun dengan inovasi dan kolaborasi,” tutur Viman.
Satu Tanggal, Dua Semangat
Tanggal 17 Oktober juga punya makna nasional: hari lahir Presiden Prabowo Subianto, yang tahun ini genap 74 tahun. Sosok yang dikenal tegas dan nasionalis ini kini memimpin Indonesia di masa penuh tantangan.
Menariknya, banyak warga Tasikmalaya yang melihat kesamaan tanggal ini bukan sekadar kebetulan, tapi tanda simbolik — bahwa semangat perjuangan dan pengabdian bisa bersumber dari mana pun, termasuk dari sebuah kota di Priangan Timur.
“Tasikmalaya lahir dengan semangat membangun dari bawah. Presiden Prabowo lahir dengan semangat menjaga Indonesia dari atas. Dua-duanya punya jiwa perjuangan yang sama,” ujar seorang tokoh masyarakat pada tasik.id
Tasik Oktober Festival dan Doa Syukur
Setiap tahun, Pemerintah Kota Tasikmalaya memperingati hari jadi dengan Tasik Oktober Festival. Setiap Kecamatan menjadi disulap menjadi ruang perayaan — mulai dari parade budaya, pentas seni tradisional, pameran UMKM, dalam agenda Raksa Budaya Santun.
Comment